Dalam puisinya I Lend This Child To You,
Edgar A. Guest menyampaikan sebuah pesan indah.
Berikut adalah petikannya:
Aku akan pinjamkan bagimu untuk
sesaat...
Seorang anak milik-Ku, kata-Nya...
Untuk kau cintai semasa ia hidup
Dan untuk ditangisi saat ia meninggal...
Mungkin selama enam atau tujuh tahun
Atau dua puluh dua atau dua puluh tiga tahun...
Tapi maukah kau...
Untuk kau cintai semasa ia hidup
Dan untuk ditangisi saat ia meninggal...
Mungkin selama enam atau tujuh tahun
Atau dua puluh dua atau dua puluh tiga tahun...
Tapi maukah kau...
sampai Aku memanggilnya pulang...menjaganya untuk-Ku..
Maukah engkau memberikan padanya seluruh kasihmu?
Tanpa berpikir pekerjaan itu akan sia-sia...
Atau membenci-Ku saat Aku datang memanggil
untuk mengambilnya kembali?Maukah engkau memberikan padanya seluruh kasihmu?
Tanpa berpikir pekerjaan itu akan sia-sia...
Atau membenci-Ku saat Aku datang memanggil
Ketika dunia mengatakan bahwa apa-apa yang ada di hidup kita adalah milik kita sendiri, puisi ini mengembalikan kita pada realita. Bahwa segala sesuatu yang selama ini kita
anggap milik kita, sesungguhnya hanya pinjaman dari Tuhan. Termasuk
anak-anak yang dipercayakan pada kita.
Mereka milik Tuhan, dan suatu saat harus dikembalikan pada pemilik-Nya. Maka, bagaimanakah sikap bertanggungjawab dari seorang yang “hanya dipinjami”?
Karena anak adalah “pinjaman Tuhan” yang bernilai kekal, maka kita harus
menyampaikan Injil kepadanya--seperti yang terurai dalam bacaan hari ini.
Agar ia sungguh-sungguh mengenal dan memercayai Kristus, Pribadi yang akan
“mengambilnya kembali” dan memintanya mempertanggungjawabkan hidupnya. Dan
tidak ada kata “nanti” atau “besok” untuk melakukannya. Sebab kita tak tahu
kapan Tuhan hendak memintanya kembali. Doakan, bimbing, dan dampingi anak
kita untuk menjadikan Kristus Raja di hidupnya!