Kita
semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja
motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada
pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga
yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya ...- Amsal 11:24
Ada 3 Tipe Pemberi :
1).
Batu Api
2). Spon
3). Sarang Lebah
 |
Batu Api |
Untuk
mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah
dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan
bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan
pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau
namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
 |
Spon |
Ada si
spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya
lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon
mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
 |
Sarang Lebah |
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang
memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang
merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus
mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya.
Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu
memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah
tidak ada habisnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah
kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana kemari
untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang
menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah
yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah
mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita
semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan
dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak
akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang
jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu
menggantinya dengan berkat yang selalu baru.
Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?